INTERPRETASI IMAM AL-KULAYNĪ TERHADAP HADIS AL-THAQALAYNI DALAM PENDEKATAN SOSIO-HISTORIS
DOI:
https://doi.org/10.30631/tjd.v22i2.385Keywords:
Al-Kulaynī, Hadith, Al-ThaqalayniAbstract
This research discusses the hadith of al-thaqalayn, considered as the legacy of Prophet Muhammad, encompassing the Quran and Ahlul Bait. Both components have been a focal point for both Sunni and Shia communities. This dispute extends beyond religious branches, delving into fundamental principles of faith. The most conspicuous contrast lies in the concept of imamah, the belief that ‘Ali ibn Abī Ṭālib has the right to succeed the Prophet as the religious and political leader, leading to profound interpretative disparities. In comprehending the Prophet’s hadith, a socio-historical approach proves pivotal, exemplified in the work of Imam al-Kulaynī, the Kitab al-Kāfī, which lays the interpretative groundwork for the Shia community. Within this text, the hadith of al-thaqalayn reinforces the Quran and Ahlul Bait as the primary sources of Islamic law, fulfilling societal needs and deepening Imam al-Kulaynī’s legitimacy. The research methodology adopts a qualitative method, relying on content analysis of al-Kāfī by al-Kulaynī and relevant literature. This analysis highlights al-Kulaynī’s substantial influence in interpreting the hadith, addressing the social and political concerns of the Shia community. Political factors, spanning from the Buwayhiyah to the Safawiyah dynasties, have propelled the development and validation of al-Kāfī. Al-Kulaynī’s significant influence in interpreting the hadith assists in fulfilling the spiritual needs of the community, gaining substantial authority in their eyes. Through the socio-historical approach, this research uncovers the significance of al-Kulaynī’s interpretations, affirming his position as the primary reference among the Shia and his role in shaping their religious and political perspectives.
Penelitian ini mengulas hadis al-thaqalayn, yang dianggap sebagai pusaka warisan Nabi Muhammad saw., mencakup al-Quran dan Ahlul Bait. Kedua komponen ini telah menjadi fokus perhatian utama bagi Sunni maupun Syi‘ah. Perselisihan ini tak terbatas pada cabang agama, melainkan mendasar pada prinsip dasar agama. Perbedaan paling mencolok adalah konsep imamah, keyakinan bahwa ‘Ali ibn Abī Ṭālib memiliki hak untuk mengambil alih peran sebagai pemimpin agama dan negara setelah Nabi, menimbulkan kesenjangan interpretatif yang mendalam. Dalam upaya memahami hadis Nabi, pendekatan sosio-historis menjadi penting. Hal ini tercermin dalam karya Imam al-Kulaynī, Kitab al-Kāfī, yang memberikan landasan interpretatif bagi Syi‘ah. Dalam kitab ini, hadis al-Thaqalayn menegaskan al-Quran dan Ahlul Bait sebagai sumber hukum utama Islam, memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperdalam legitimasi Imam al-Kulaynī. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif, mengandalkan content analysis pada kitab al-Kāfī karya al-Kulaynī serta literatur terkait. Analisis ini menyoroti pengaruh besar al-Kulaynī dalam interpretasi hadis, menjawab kekhawatiran sosial dan politik masyarakat Syi‘ah. Faktor politik, dari dinasti Buwayhiyah hingga Safawiyah, turut mendorong perkembangan dan legitimasi kitab al-Kāfī. Pengaruh besar al-Kulaynī dalam interpretasi hadis membantu memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat, memperoleh otoritas yang besar dalam pandangan mereka. Melalui pendekatan sosio-historis, penelitian ini mengungkap signifikansi interpretasi al-Kulaynī terhadap hadis, menegaskan posisinya sebagai pegangan utama dalam kalangan Syi‘ah serta perannya dalam menentukan pandangan agama dan politik mereka.
References
Ābādī, Al-Fayrūz. Al-Qāmūs Al-Muḥīṭ. Cetakan Keempat. Damaskus-Syiria: Mu’assasat al-Risālah, 2015.
Al-Aṣbahānī, Muhammad Bāqir. Rawḍāt al-Jannāt fī Aḥwāl al-‘Ulamā‘ wa al-Sādāt. Jilid 6. Qum - Iran, 1351.
Al-Dalīmī, Ṭaha Hāmid. Hādhā Huwa Al-Kāfī li al-Kulaynī. Shabakah al-Difā ‘an al-Sunnah, 2009.
Al-Ghaffār, ‘Abd Al-Rasūl ‘Abd. Al-Kulaynī wa Al-Kāfī. Qum - Iran: Mu’assasah Al-Nashr Al-Islāmī, 1416H.
Al-Habsyi, Ali Umar. Dua Pusaka Nabi Saw. Al-Qur’an dan Ahlulbait: Kajian Islam Autentik Pasca Kenabian. Jakarta: Ilya, 2010.
Al-Ḥasanī, Hāshim Ma‘rūf. Dirāsāt fī al-Ḥadīth wa al-Muḥaddithīn. Beirut - Lebanon: Dār al-Ta‘āruf li al-Maṭbū‘āt, 2005.
Al-Khūī, Abū al-Qāsim al-Mūsawī. Mu’jam Rijāl al-Hadīth wa Tafṣīlu Ṭabaqāt al-Ruwāt. Vol. 19. 24 vol. Jilid 5. Iraq: Muassasah al-Imam al-Khui al-Islamiyah, 19 Ramadhan 1390H.
Al-Kulaynī, Muhammad ibn Ya‘qūb. Al-Kāfī, “al-Madkhal.” Qum - Iran: Dār al-Ḥadīth, 1439.
———. Rawḍah al-Kāfī. Cetakan Kedua. Jilid 8. Teheran: Dār al-Kutub al-Islāmiyyah, 1389.
———. Uṣūl al-Kāfī. Jilid 2. Teheran: Dār al-Kutub al-Islāmiyyah, 1365.
———. Uṣūl al-Kāfī. Cetakan Ketiga. Jilid 1. Teheran: Dār al-Kutub al-Islāmiyyah, 1388.
Al-Mahi, Syaikh Daud. Doktrin Syi’ah Imamiah. Disunting oleh Baher Asad dan Hawin Murtadlo. Diterjemahkan oleh Uwais Abdullah. Cetakan Pertama. Sukoharjo: Al-Qowam, 2016.
Al-Majlisī, Muḥammad Bāqir. Bihār al-Anwār al-Jāmi‘atu li Durari Akhbār al-’A’immati al-Aṭhār. Cetakan Kedua. Jilid 21. Beirut - Lebanon: Mu’assasatu al-Wafā’, 1457.
Al-Najāshī, Ahmad ibn ‘Ali. Rijāl al-Najāshī. Qum - Iran: Mu’assasah Al-Nashr Al-Islāmī, 1418H.
Al-Ṭūsī, Abū Ja‘far Muḥammad ibn Al-Ḥasan. Fihrisat Kutub al-Syī’ah wa Uṣūlihim wa ’Asmā’i Al-Muṣannifīn wa ’Aṣḥāb Al-’Uṣūl. Qum: Maktabah al-Muḥaqqiq al-Ṭabāṭabā’ī, 1420.
Amalia, Dian Risky, Wiwied Pratiwi, Muhamad Agus Mushodiq, Muhammad Saifullah, dan Tuti Nur Khotimah. “Hermeneutika Perspektif Gadamer Dan Fazlur Rahman.” Al-Fathin: Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab 3, no. 02 (3 Maret 2021): 183–205. https://doi.org/10.32332/al-fathin.v3i02.2416.
Amin, Ahmad Paishal. “Historiografi Pembukuan Hadis Menurut Sunni Dan Syi’ah.” Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur’an Dan al-Hadits 12, no. 1 (30 Agustus 2018): 75–110. https://doi.org/10.24042/al-dzikra.v12i1.2926.
Bafadhol, Ibrahim. “Ahlul Bait Dalam Perspektif Hadits.” Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 1, no. 01 (1 November 2017). https://doi.org/10.30868/at.v1i01.173.
Fayyād, ‘Abdullāh. Tārīkh al-Imāmiyyah wa Aslāfihim Min al-Shī‘ah Mundhu Nash’ah al-Tashayyu‘ Ḥattā Maṭla‘i al-Qarn al-Rābi‘ al-Hijrī. Baghdad: Mathba‘ah ’As‘ad, 1970.
Gadamer, Hans-Georg, ed. Philosophical Hermeneutics. Berkeley: University of California Press, 1976.
Hatta, Mawardy. “Kontroversi Persoalan Imâmah Di Kalangan Kaum Syi’ah.” Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin 15, no. 2 (2016): 129–37. https://doi.org/10.18592/jiu.v15i2.1296.
Jainuddin. “Sistem Politik Daulah/Kerajaan: Konsepsi, Bentuk Pemerintahan Dan Institusi Politik Aliran Syi’ah.” SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah Dan Hukum 2, no. 2 (2018): 283–301. https://doi.org/10.52266/sangaji.v2i2.408.
Kurniawan, Muh Ilham R. “Pengaplikasian Teori Hermeneutika Hans-Georg Gadamer Terhadap Hadis Nabi Muhammad.” UNIVERSUM : Jurnal KeIslaman Dan Kebudayaan 15, no. 1 (2021): 1–16.
Mattori, Muhammad. “Sikap Syi’ah Terhadap Sunnah/Hadis Nabi SAW.” Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis 13, no. 1 (27 Juli 2022): 54–64. https://doi.org/10.24252/tahdis.v13i1.26257.
Ma‘tūq, Rasyād ‘Ibād. Al-Hayāh al-‘Ilmiyyah fī al-‘Irāq Khilāl al-‘Aṣr al-Buwayhī. Makkah Al-Mukarramah: Universitas Ummul Qura, 1990.
Miles, Matthew B., dan A. Michael Huberman. Qualitative Data Analysis. Cetakan Kedua. United States of America: SAGE Publication, 1994.
Mubarak, Ahmad Zakki. “Perkembangan Jiwa Agama.” ITTIHAD 12, no. 22 (2014): 91–106. https://doi.org/10.18592/ittihad.v12i22.1683.
Muhid, Moh Imron, dan Andris Nurita. “Ke-’adalah-an Aisyah Perspektif Syi’ah dan Implikasinya Terhadap Hadis Nabi.” Al-Bukhari : Jurnal Ilmu Hadis 6, no. 1 (25 Mei 2023): 66–91. https://doi.org/10.32505/al-bukhari.v6i1.5309.
Muzakky, Althaf Husein, dan Agung Syaikhul Mukarrom. “Studi Hadis Menghormati Ahlulbait: Dari Pemahaman Tekstualis Sampai Kontekstualis.” Riwayah: Jurnal Studi Hadis 7, no. 1 (2021): 67–88. https://doi.org/10.21043/riwayah.v7i1.8999.
Nisa’, Khoirul Mudawinun. “Hadis Di Kalangan Sunni (Shahih Bukhori) Dan Syi’ah (Al-Kafi Al- Kulaini).” An-Nuha : Jurnal Kajian Islam, Pendidikan, Budaya dan Sosial 3, no. 2 (2016): 179–231.
Nugroho, Kharis. “Al-Kulaini’s Canonization of Al-Kafi.” Tasfiyah: Jurnal Pemikiran Islam 6, no. 1 (5 Juni 2022): 115–42. https://doi.org/10.21111/tasfiyah.v6i1.7620.
Rahman, Andi. “Hadis dan Politik Sektarian: Analisis Basis Argumentasi tentang Konsep Imamah Menurut Shi‘ah.” Journal of Qur’an and Hadith Studies 2, no. 1 (20 Juni 2013): 105–23. https://doi.org/10.15408/quhas.v2i1.1310.
Somad, Abd. “Mengenal Referensi Hadits Syi’ah Kitab al-Kafi Karya Imam al-Kulaini (w.329H).” Jurnal Ushuluddin 21, no. 1 (1 Juni 2014): 1–10. https://doi.org/10.24014/jush.v21i1.722.
Tibrīzī, Muhammad ‘Ali Mudarris. Rayhānah al-Adab fī Tarājim al-Ma‘rūfīn bi al-Kunyah wa al-Laqab. Iran: Toko Buku Khayam, 1374H.
Umar, Ali. Sabda Ilmu. Jakarta: Al-Huda, 2006.
Zarkasyi, Hamid Fahmy, ed. Teologi Dan Ajaran Shī’ah Menurut Referensi Induknya. Cetakan Pertama. Jakarta: INSIST, 2014.