TY - JOUR AU - Rohmansyah, Rohmansyah PY - 2022/12/30 Y2 - 2024/03/29 TI - AUTHENTICITY OF SANAD HADITH ABOUT TAKBIR 'ĪDAIN IN MUHAMMADIYAH PERSPECTIVE JF - TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin JA - TJD VL - 21 IS - 2 SE - Articles DO - 10.30631/tjd.v21i2.273 UR - https://tajdid.uinjambi.ac.id/index.php/tajdid/article/view/273 SP - 261-282 AB - <p>Hadith is a reference that Muslims use as an explanation and reinforcement of the Qur'an. Judging from the quality and quantity of transmission, hadith must come from the Prophet. The scholars discussed the authenticity and validity of traditions not sourced from the Prophet SAW, such as the hadith about the Takbir of Eid al-Fitr and Eid al-Adha prayers. This paper aimed to explain the quality status and reasons for accepting hadith, according to Muhammadiyah. This study used a library research method with a descriptive-analytical approach. The research results are as follows; First, the hadiths about the Eid prayer Takbir and Eid al-Adha by Amr supported by Ansari, al-Muzanni, isyah, Abu Hurairah, and Amar are included in the hasan lighairihi hadith because many narrators have narrated the hadith. Second, Muhammadiyah believes that the hasan lighairihi hadith can be accepted and used as a reference in the implementation of Eid al-Fitr and Eid al-Adha takbir as long as the narrators mutually strengthen. This is based on the standardization of the validity of the hadith that meets the criteria of As-Sunnah al-Maqbullah.</p><p>Hadis merupakan sumber rujukan bagi umat Islam dari masa lalu sampai masa kini. Hadis diposisikan sebagai sumber kedua setelah Alquran yang menjadi penjelas dan menjadi penguat. Sumber hadis harus benar-benar bersumber dari Nabi dilihat dari aspek kualitas dan kuantitas periwayatan hadis. Namun tidak semua hadis benar bersumber Nabi SAW karena diperbincangkan oleh para ulama dari orisinilitas dan kesahihahannya, seperti hadis tentang takbir salat idul fitri dan idul adha. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang status kualitas hadis dan alasannya dalam penerimaan menurut Muhammadiyah. Penelitian ini menggunakan satu metode kepustakaan atau library research dengan menggunakan pendekatan deskriptif-analisis. Hasil temuan dari penelitian ini adalah; Pertama, hadis-hadis tentang takbir dalam salat idul fitri dan idul adha disampaikan Amr bin Āṣ yang didukung oleh sahabat yang lain sebagai syāhid atau pendukung yakni Anṣāri, al-Muzanni, Āisyah, Abu Hurairah dan Amār sehingga termasuk kategori hadis <em>ḥasan lighairihi</em> karena banyak perawi yang meriwayatkan hadis. Kedua, menurut Muhammadiyah bahwa hadis <em>ḥasan lighirihi</em> dapat diterima dan dijadikan hujjah dalam pelaksanaan takbir idul fitri dan idul adha selama banyak jalurnya satu dengan lainnya saling menguatkan. Hal ini didasarkan kepada standarisasi kesahihan hadis yang memenuhi kriteria <em>As-Sunnah al-Maqbūllah</em>.</p> ER -